MAKALAH
ANALISA KINERJA PERBANKAN
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Manajemen Perbankan
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3
1.INDRA PURNAMA
2.RENI PRIHATINI
3.
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN SEMESTER 5
STIE DR. KHEZ MUTTAQIEN
Jl. KK.
Singawinata No. 83 Purwakarta
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah MANAJEMEN
PERBANKAN yang berjudul “ ANALISA
KINERJA PERBANKAN“ .
Dalam penyelesaian makalah
ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, untuk
itu melalui kata pengantar ini penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Dan tidak pula penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dosen mata kuliah MANAJEMEN PERBANKAN.
Sebagai
bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dapat
diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah sebagai sebuah kebaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada
umumnya .
Purwakarta, November 2015
` PENYUSUN
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
A. Latar
Belakang 4
B. Tujuan Penulisan 5
C. Manfaat
Penulisan 5
BAB II : RUMUSAN
MASALAH 6
A. Rumusan
masalah 6
B. Pembahasan 6-10
BAB III : KINERJA
SEBUAH BANK 11
A. Kinerja BANK
MANDIRI 11-16
B. Kesimpulan
atas kinerja BANK MADIRI 16
BAB IV : PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.SARAN
C.DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kinerja bank merupakan hal yang penting karena
merupakan cerminan dari kemampuan bank dalam mengelola aspek permodalan dan
aset nya dalam mendapatkan laba, serta implikasi dari fungsi bank sebagai
intermediary dimana likuiditas bank diukur berdasarkan kredit yang disalurkan
kepada masyarakat dibanding dana yang diberikan oleh pihak ketiga.
Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan
perekonomian Indonesia di sektor perbankan mengalami keadaan yang pasang surut.
Ketidakstabilan disebabkan karena adanya ancaman globalisasi dan pasar bebas di
kancah ekonomi internasional. Terutama setelah krisis 2008 dan terkuaknya kasus
bank century membuat kondisi ekonomi perbankan sedikit goyang dan kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja bank sedikit menurun. Keadaan ini semakin
diperparah dengan naik turunnya cadangan devisa yang dimiliki Negara.
BI memaksa melakukan evaluasi terhadap kinerja bank
agar dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat dan kembali meningkatkan gairah
di sektor perbankan. Usaha yang dilakukan BI tidak sia-sia karena bank
mengalami peningkatan kinerja yang cukup baik pada periode 2009. Berdasarkan
pantauan BI pada tahun 2009, Capital adequacy ratio yang dimiliki bank-bank
yang ada saat ini berada diatas batas minimum CAR sebesar 8%, namun jumlah Bank
yang ada saat ini mengalami penurunan.
Jumlah bank
umum
sampai saat ini mencapai 121 buah. Jumlah tersebut turun dari 124 bank pada
tahun 2008, 106 diantaranya bahkan memiliki CAR > 12% per Oktober 2009. Dari
jumlah bank tersebut masih terdapat 11 bank yang masih memiliki modal inti di
bawah Rp 100 miliar ( sumber : www.vibizdaily.com ).
B.
Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini,
diantaranya:
1. untuk mengetahui pengertian kinerja BANK
2. untuk mengetahui rasio rasio dalam menentukan
kinerja sebuah BANK
3. memberikan contoh singkat kinerja sebuah BANK
C.
Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini,
diantaranya:
1. Agar mahasiswa memahami apa itu kinerrja perbankan
.
2. Untuk melengkapi tugas Manajemen Perbankan
3. Sebagai bahan pengembangan ilmu.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
A.Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian diatas , Rumusan masalah yang diangkat adalah :
1. jelaskan apa
itu kinerja perbankan !
2. jelaskan apa
itu rasio likuiditas , rentabilitas, dan solvabilitas !
3. jelaskan dan sebutkan macam-macam rasio yang ada
dalam analisa rasio likuiditas, rentabilitas , dan solvabilitas !
4. berikan contoh kinerja sebuah bank !
B.
Pembahasan
Kinerja
merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam kegiatan
operasionalnya baik menyangkut aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana dan
penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya
(Jumingan,2006:239). Karena kinerja mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya maka kinerja menjadi hal penting
yang harus dicapai setiap perusahaan.
Perbankan adalah
lembaga keungan yang berperan sangat vital dalam aktivitas perdagangan
internasional serta pembangunan nasional. Pada dunia ekonomi modern saat
ini, masyarakat sangat bank minded. Ini dapat dilihat dari makin maraknya minat
masyarakat untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi melalui
perbankan. Hal ini menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan yang dapat
dilihat dari tumbuhnya bank-bank swasta baru walaupun pemerintah semakin
memperketat regulasi pada dunia perbankan.
Menurut : MANGASA AGUSTINUS SIPAHUTAR
Perbankan merupakan institusi
intermediasi yang berperan sebagai perantara aktivitas finansial.
Jadi , kinerja perbankan adalah gambaran prestasi yang dicapai oleh lembaga
keuangan dalam kegiatan operasionalnya baik yang menyangkut aspek keuangan,
aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, teknologi maupun
sumber daya manusianya .
Analisa Rasio Perbankan adalah sbb :
I.Rasio Likuiditas Bank ( Liquidity Ratio ):
1.Pengertian Likuiditas
Secara
umum, pengertian likuditas adalah kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai, dimana
fungsi dari likuditas secara umum adalah untuk :
a. menjalankan transaksi
bisnisnya sehari-hari;
b.mengatasi kebutuhan dana
yang mendesak;
c. memuaskan permintaan
nasabah akan pinjaman dan memberikan fleksibiltas dalam
meraih kesempatan investasi
menarik yang menguntungkan.
Pengertian likuiditas bank
adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka
pendek. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh
aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas
adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio
liabilitas.
2.Pengelolaan Likuiditas
Pengelolaan
likuiditas bank juga merupakan bagian dari pengelolaan leabilitas (liability
management). Melalui pengelolaan likuiditas yang baik, bank dapat memberikan
keyakinan pada para penyimpan dana bahwa mereka dapat mengambil dananya sewaktu-waktu
atau pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu bank harus mempertahankan sejumlah
alat likuid guna memastikan bahwa bank sewaktu-waktu dapat memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
Dalam likuiditas terdapat
dua resiko yaitu :
a. Resiko ketika kelebihan dana dimana dana yang ada dalam
bank banyak yang idle, hal ini akan menimbulkan pengorbanan tingkat bunga
yang tinggi.
b. Kedua resiko ketika kekurangan dana, akibatnya dana yang
tersedia untuk mencukupi kebutuhan kewajiban jangka pendek tidak ada. Dan juga
akan mendapat pinalti dari bank sentral.
Kedua
keadaan ini tidak diharapkan oleh bank karena akan mengganggu kinerja keuangan
dan kepercayaan masyarkat terhadap bank tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa
ketika bank mengharapkan keuntungan yang maksimal akan beresikopada tingkat
likuiditas yang rendah atau ketika likuiditas tinggi berarti tingkat keuntungan
tidak maksimal.disini tearjadi konflik kepentingan antara mempertahankan
likuiditas yang tinggi dan mencari keuntunganyangtinggi.
Pengeleloan likuiditas sangat penting bagi bank terutama untuk mengatasi resiko likuiditas yang disebabkan oleh dua hal diatas. Untuk menjaga agar resiko likuiditas ini tidak terjadi kebijakan manajemen likuiditas yang dapat dilakukan antara lain dengan menjaga asset jangka pendek, seperti kas.
Pengeleloan likuiditas sangat penting bagi bank terutama untuk mengatasi resiko likuiditas yang disebabkan oleh dua hal diatas. Untuk menjaga agar resiko likuiditas ini tidak terjadi kebijakan manajemen likuiditas yang dapat dilakukan antara lain dengan menjaga asset jangka pendek, seperti kas.
Pada umumnya likuiditas
bank ditentukan oleh adanya beberapa faktor:
1.Kewajiban reserve yang ditetapkan otoritas moneter atau
bank sentral.
2.Tipe-tipe dana yang ditarik oleh bank.
3.Komitmen nasabah atau pihak lain untuk memberikan
fasilitas pembiayaan atau melakukan investasi.
Oleh
karena itu Ratio Likuiditas
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek.
Beberapa Rasio Likuiditas dalam menilai kinerja
Bank antara lain :
1.Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang
dimiliki bank tersebut.
Standar Bank Indonesia untuk rasio ini
berdasarkan Peraturan BI No: 6/10/PBI/2004 adalah 3%.
Rumus Cash Ratio = liquid Assets x
100%
short term borrowing
2.Loan to Deposit Ratio (LDR)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dng jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dng
mengandalkan kredit yg diberikan sbg sumber likuiditasnya.
Rumus LDR
Loan to Deposit Ratio = Total Loan
x 100%
Total Deposit + Equity
3.Loan to Asset Ratio
Merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur
jumlah kredit yg disalurkan dng jumlah harta yg dimiliki bank. Semakin tinggi rasio
ini, menunjukkan makin rendahnya tingkat likuiditas bank.
Rumus Loan to Asset Ratio =Total Loans x 100 %
Total Assets
4. Investing Policy Ratio
Merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kpd para deposannya dng cara
melikuidasi surat-surat berharga yg dimilikinya Semakin tinggi rasio ini,
semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tsb.
Rumus Investing Policy Ratio = Securities x100%
Total Deposit
5.Banking Ratio
Merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur
tingkat likuiditas bank dng membandingkan jumlah kredit yg disalurkan dng
jumlah deposit yg dimiliki.
Rumus Banking Ratio = Total Loans x 100%
Total Deposit
II.Rasio Solvabilitas Bank
Pengertian
Solvabilitas
Solvabilitas adalah capital adequacy yaitu solvency yaitu umum: kemampuan
membayar semua utang kepada
pihak ketiga, pada saat tanggal jatuh tempo, dengan
perhitungan bahwa nilai harta perusahaan
lebih tinggi daripada nilai semua kewajiban; juga
dikenal sebagai kekayaan bersih; perbankan: kemampuan
bank untuk membayar kewajibannya sesuai dengan jadwal yang ditetapkan; hal itu
berarti bahwa jumlah aset lebih besar daripada kewajibannya.
Solvabilitas Merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari
sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Analisis solvabilitas merupakan analisis yg
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dlm memenuhi kewajiban jangka panjangnya
atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban2 jika terjadi likuidasi bank.
Beberapa Rasio Solvabilitas dalam menilai kinerja Bank antara lain :
1.Capital Adequacy Ratio (CAR)
Merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yg dimiliki bank untuk menunjang aktiva yg mengandung atau
menghasilkan resiko, misal kredit yg diberikan.
Standar BI untuk rasio ini berdasarkan Peraturan
BI No:6/10/PBI/2004 adalah 8 %.
Rumus CAR = Equity
Capital x 100%
Total Loans + Securities
2.Risk Assets Ratio
Merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur
kemungkinan penurunan risk assets Rumus Risk Assets Ratio =
Equity Capitalx100%
Total Assets – Cash Assets- Securities
3.Primary Ratio
Merupakan rasio yg digunakan untuk mengetahui
apakah permodalan yg dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yg
terjadi dlm total aset dpt ditutupi oleh modal sendiri.
Rumus Primary Ratio = Equity Capital x 100%
Total Assets
III.Rasio Profitabilitas Bank
Pengertian
Profitabilitas :
Menurut
Malayu S.P.Hasibuan,
Manajemen Perkreditan (1996:109), Profitabilitas Perbankan adalah suatu
kesanggupan atau kemampuan bank dalam memperoleh laba. Masalah profitabilitas
atau pendapatan bagi bank merupakan masalah penting karena pendapatan bank ini
menjadi sasaran utama yang harus dicapai sebab bank didirikan untuk mendapatkan
profit/laba. Laba ini menjadi kunci utama pendukung kontinuitas dan
perkembangan bank bersangkutan. Laba yang diperoleh dari kegiatan perkreditan
itu berupa selisih antara biaya dana dengan pendapatan bunga yang diterima dari
para debitur. Laba merupakan tujuan utama dari suatu bank sehingga harus
benar-benar diperhatikan secara serius.
Profitabilitas
adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,total aktiva dan modal sendiri.
Analisis rasio profitabilitas bank adalah alat
untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank .
Beberapa Rasio Profitabilitas dalam menilai kinerja Bank antara lain :
1.Net Profit Margin Ratio ( NPM )
Merupakan rasio yg menggambarkan tingkat
keuntungan yg diperoleh bank dibandingkan dng pendapatan yg diterima dari
kegiatan operasionalnya.
Semakin tinggi rasio ini semakin baik, karena
semakin tinggi laba dari bank tsb.
Net Profit Margin Ratio = Net Income x 100%
Operating Income
2.Return on Equity (ROE)
Rasio yg digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dlm mengelola capital yg ada untuk mendapatkan net
income.(Kasmir 2008)
Standar BI berdasarkan Peraturan BI No:
6/10/PBI/2004 adalah 5 – 12,5 %
ROE = Net Income x
100%
Equity Capital
3.Return On Asset ( ROA )
Rasio yg digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dlm memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara ovelall
( Kasmir 2008). Standar BI untuk rasio ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
No: 6/10/PBI/ 2004 adalah 0,5%- 1,25% ( diambil dari beberapa sumber )
BAB III
KINERJA SEBUAH BANK
A.KINERJA BANK MANDIRI
ANALISA KINERJA
KEUANGAN BANK MANDIRI
PER 31 DESEMBER
2014
Analisa keuangan Bank mandiri dilakukan berdasarkan
data bank (bank only) dari laporan keuangan triwulanan per 31 des 2014 yang
telah diaudit oleh kantor akuntan public tanuredja dan rekan – a member of Pwc
Global Network dengan partner penanggung jawab Drs. Haryanto sahari, yang
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Adapun kinerja keuangan
berdasarkan laporan keuangan triwulanan tersebut menunjukkan kondisi sebagai
berikut:
CAPITAL
:
Ratio
|
31 des 2014
|
31 des 2013
|
Growth
|
Peer
group *)2014
|
Capital (Rp
juta)
|
85.479.697
|
73.345.421
|
14.20%
|
15.94%
|
ATMR risiko
kredit operasional dan pasar (Rp juta)
|
514.904.536
|
491.276.170
|
4.59%
|
8.78%
|
CAR
|
16.60%
|
14.93%
|
10.06%
|
16.92%
|
Tier 1 capital
to total capital
|
92.48%
|
89.79%
|
2.91%
|
94.43%
|
Capital to
total Assets
|
11.29%
|
11.31%
|
-0.20%
|
19.91%
|
*)peer group
terdiri dari yaitu Bank BRI, BCA dan BNI
|
Pada tahun 2014 capital BANK MANDIRI mencapai Rp. 85.479 miliar meningkat sebesar
14.20% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan modal tersebut lebih rendah dari peer
goup tahun 2014 sebesar 15.94%. peningkatan modal tahun 2014 antara lain
dikarenakan adanya tahun berjalan sebesar Rp. 19.492 miliar.
Pada tahun 2014 ATMR yang mempunyai resiko kredit ,
resiko operasional , dan resiko pasar meningkat 4.59% dan berada dibawah
pertumbuhan peer group tahun 2014 yaitu 8.78%. CAR naik 10.06% menjadi 16.60%
disbanding tahun 2013, berada dibawah rata rata CAR peer group tahun 2014 sebesar 16.92%. namun tetap diatas
ketentuan CAR minimum Bank Indonesia yang saat ini sebesar 8% sampai dengan 14%
sesuai dengan tingkat kesehatan dan profil resiko Bank .
Rasio capital to total assets tahun 2013-2014 turun
minus 0.20% menjadi 11.74%. hal ini diakarenakan peningkatan modal lebih kecil (14.20%)
dari pada peningkatan total assets (14.37%) rasio ini menunjukkan coverage
equity dalam menyerap kerugian terhadap total asset menurun tipis dari tahun
2013 sebesar 11.31% dan tahun 2014 sebesar 11.29%.
Rasio modal inti / tier 1 capital terahadap total
capital tahun 2014 tergolong baik dengan trend meningkat , karena berada diatas
level normal 80%.
Secar umum kondisi permodalan Bank mandiri tergolong
kuat dengan level quality CAR berada diatas ketentuan minimum Bank Indonesia,
dengan didukung oleh porsi tier 1 capital yang berada diatas 80%.
ASSET
QUALITY
Ratio
|
31 DES 2014
|
31 DES 2013
|
Growth
|
Peer group
2104
|
Total asset
(Rp juta)
|
757.039.212
|
648.250.177
|
14.37%
|
13.02%
|
Gross loans
(Rp juta)
|
475.266.826
|
416.978.030
|
12.26%
|
10.82%
|
NPL to gross
laon
|
1.66%
|
1.60%
|
3.61%
|
1.48%
|
NPL net
|
0.44%
|
0.37%
|
15.91%
|
0.35%
|
CKPN to asset
produktif
|
2.61%
|
2.86%
|
-9.58%
|
2.10%
|
Loan loss
provisions
|
0.90%
|
0.91%
|
-1.05%
|
1.19%
|
Pemenuhan PPA
|
129.69%
|
132.98%
|
-2.53%
|
127.91%
|
Total asset BANK MANDIRI tahun 2014 naik sebesar
14.37% menjadi Rp737.039 miliar diabanding tahun 2013, seiring dengan
pertumbuhan kredit yang mencapai 12.26%.
Sejak tahun 2013-2103 loans BANK MANDIRI terus tumbuh
sebesar 12.26% diatas rata rata pertumbuhan peer group 10.82%. bila dilihat
dari rasio NPL gross tahun 2014 , kualitas asset dinilai masih sangat baik
walaupun dengan trend NPL menaik tipis dar 1.60% pada tahun 2013 menjadi 1.66%
Pada tahun 2014. Rasio CKPN terhadap asset produktif menunjukan bahwa asset
produktif bermasalah tahun 2014 relatif lebih kecil yaitu 2.61%. dan rasio NPL
net tahun 2014 sebsar 0.44% masih jauh dibawah ketentuan Bank Indonesia
yaitu maksimal 5%.
Rasio loan loss
provisions to gross loan yang tahun 2014 sebesar 0,90% dan tahun 2013
0.91% menunjukan bahwa biaya kerugian penurunan nilai dan hapus buku kredit
dibandingkan dengan total kredit relative kecil.
Rasio pemenuhan PPA (penyisihan pengjhapusan asset )
tahun 2013-2014 berada diatas 100% . yang berarti penyediaan pencadangan kuat
dan mencerminkan kebijakan pencadangan BANK MANDIRI yang prudent. Dengan rasio
tersebut menunjukan bahwa potensi kerugian karena nonperforming asset
sepenuhnya tercover dari penyisihan penghapusan asset yang dibentuk .
Secara umum , kualitas asset BANK MANDIRI tergolong
sangat baik karena rasio NPL dibawah ketentuan Bnak Indonesia dan coverage
ratio atas asset bermasalah diatas 100%.
EARNING
& EFFICIENCY
Ratio
|
31 DES 2014
|
31 DES 2013
|
Growth
|
Peer group
2014
|
Total profit
|
19.428.328
|
17.212.968
|
12.87%
|
14.18%
|
ROE
|
25.81%
|
27.31%
|
-5.49%
|
26.54%
|
ROA
|
3.57%
|
3.66%
|
-2.46%
|
3.92%
|
BOPO
|
64.98%
|
62.41%
|
4.12%
|
65.64%
|
Biaya
operasional non bunga to total asset
|
3.23%
|
3.33%
|
-3.01%
|
4.01%
|
Biaya
opersaional non bunga to pendapatan bunga
|
44.33%
|
49.75%
|
-10.90%
|
50.34%
|
NIM
|
5.94%
|
5.68%
|
4.58%
|
6.80%
|
Funding cost
|
3.54%
|
2.76%
|
28.20%
|
3.30%
|
Fee based
income
|
11.54%
|
12.56%
|
-8.13%
|
10.89%
|
Total profit Atau laba tahun 2014 naik sebesar 12.87%
disbanding tahun 2013 , yang menunjukkan trend stability dalam mengerate
income,walaupun berada dibawah peer group 14.18%. ROE Bank mandiri tahun
2013-2014 turun dari 27.31% menjadi 25.81%. ROE tahun 2013 berada jauh diatas
quality level 8%(rata rata suku bunga deposito ) . ini mencwerminkan
efektifitas permodalan Bank mandiri dalam menciptakan laba sangat optimal.
Rasio ROA Bank mandiri selama tahun 2013-2014 stabil
dikisaran 3% dan berada dikisaran angka yang dinilai sangat baik karena
melampaui quality level 1%. Namun bila dibandingkan rasio secara industry, ROA
Bank mandiri tahun 2013-2014 berada sedikit dibawah rata rata ROA peer group
yag sebesar 3.29%.
Rasio BOPO tahun 2014 sebesar 64.92% dinilai bagus
karena dibawah batas normal 70%, dan masih dibawah peer group 65.64%, rasio ini
mencerminkan komitmen manajemen bank mandiri untuk tetap mempertahankan
efisiensi disaat meningkatnya biaya operasional karena naiknya suku bunga dana
pihak ketiga (DPK).
Rasio biaya operasional non bunga dibandingkan total
asset tahun 2013 sebesar 3.33% dan 2014 sebesar 3.23% (berada dibawah angka
normal 3.50%) mencerminkan bank sangat efisien dalam mengelola biaya
operasionalnya. Demikian juga berdasarkan perhitungan rasio biaya operasional
disbanding pendapatan bunga dengan ternd menurun tahun 2013 sebesar 49.75% dan
tahun 2014 sebesar 44.33%(berada dibawah batas normal 50%). Bank mandiri
dinilai sangat efisien dalam mengelola biaya operasionalnya.
NIM Bank mandiri selama 2 tahun terahir relative
stabil diatas 5% dengan kecenderungan meningkat . walaupun beada daibawah rata
rata peer group tahun 2014 yang sebesar 6.80%, hal ini dinilai masih baik
karena berada diatas quality level yaitu 3%.
Rasio funding cost 2014 masih sangat bagus walupun
dengan trend meningkat cukup signifikan (28.20%). Yaitu menjadi sebesar 3.54%
dari sebelumnya tahun 2013 sebesar 2.76% seiring dengan kenaikan BI rate
menjadi 7.75% pada November 2014 dan diikuti dengan ketatnya kualitas
perbankan. Kenaikan ini terlihat dari peningkatan funding cost atau beban bunga
(28.20%) yang lebih besara dari pada peningkatan customer deposit atau DPK
(13.29%). Besarnya rasio beban bunga ini mencerminkan bahwa struktur dana Bank
mandiri didominasi pada dana murah (low cost deposit) girpo dan tabungan
dibandingkan total dana pihak ketiga yang tahun 2014 mencapai 61.16%.
Pendapatan fee based income dari provisi komisi
menurun tipis dari tahun 2013-2014 yaitu dari 12.56% menjadi 11.54% yang
berarti cukup berkontribusi dalam laba perseroan .
Secara umum kondisi profitabilitas dan efisinsi Bank
mandiri tergolong sangat baik dengan didukung efisiensi operasional serta
struktur dana murah .
LIQUIDITY
Ratio
|
31 DES 2014
|
31 DES 2013
|
Growth
|
Peer group 2014
|
Customer deposit (Rp juta)
|
576.325.801
|
499.718.040
|
13.29%
|
11.76%
|
Low cost deposit
|
61.16%
|
66.11%
|
-8.09%
|
63.87%
|
Loans deposit ratio
|
82.02%
|
82.97%
|
-1.16%
|
82.07%
|
Liquid asset to total asset *)
|
25.80%
|
26.78%
|
-3.80%
|
24.05%
|
Liquid asset to customer deposit*)
|
33.89%
|
34.74%
|
-2.51%
|
30.86%
|
Interbank ratio
|
136.95%
|
187.31%
|
-36.77%
|
264.68%
|
*) liquid asset terdiri dari kas , giro pada
BI dan bank lain surat berharga untuk diperdagangkan dan tersedia untuk
dijual (tidak termasuk held to maturity dan receivables).
|
Customer deposit tahun 2014 meningkat sebesar 13.29%
menjadi Rp. 576.325 miliar . hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat
terhadap bank mandiri meningkat dan berada diatas peer group yang 11.76%. dan
low cos deposit masih mendominasi dana pihak ketiga tahun 2014 yang mencapai
61.16%. dengan trend menurun dan berada diabawah peer group yang 63.87% .
Rasio LDR dari tahun2014 turun menipis disbanding
tahun 2013 menjadi sebesar 82.02%. penurunan ini diantara lain dikarenakan
peningkatan loan tahun 2014 tumbuh lebih kecil (12.26%) dari pad peningkatan
DPK (13.29%). LDR Bank mandiri Tahun 2014 berada sedikit dibawah peer group
yang sebesar 82.07%. angka LDR ini masih cukup untuk ekspansi kredit namun
tetap perlu diikuti peningkatan dana pihakketigsa agar tidak melampaui ambang
batas maksimal 92%.
Rasio liquid asset terhadap total asset selama periode
2013-2014 mencapai sebesar 26.78% dan 25.80%. angka rasio ini mencerminkan
ketersedian liquid asset yang cukup memadai karena berada dioatas 20% sebagai
reserve untuk mendukung liquiditas . demikian juga rasio liquid asset terhadap
dana pihak ketiga tahun 2013-2014 yang sebesar 34.74% dan 33.89% sangat memadai
untuk ketersediaan liquiditas.
Bila dilihat dari interbank ratio yang walaupun trend
nya menurun tetap berada jauh diatas 100% sejak 2013-2014, Bank mandiri
memiliki peran sebagai net lender di interbank money market atau pinjaman antar
bank , yang berarti bank mandiri mempunyai liquiditas yang berlebih dan
menempatkan excess fundnya di interbank .Secara umum liquiditas Bank mandiri
tergolong sangat memadai dilihat dari LDR yang berada dibawah 92% dan didukung
oleh level of liquid asset yang cukup serta peranan Bank mandiri sebagai net lender
di interbank.
B.
Kesimpulan atas kinerja BANK MANDIRI
Kondisi keuangan BANK MANDIRI tahun 2013-2014 dinilai
snagt sehat tercermin dari kondisi permodalan dengan CAR yang berada diatas
ketentuan minimum BANK INDONESIA . kualitas asset yang sangat baik dengan NPL
yang masih berada dibawah standar bank indonesia dan level of liquidity yang
cukup , dari aspek profitabilitas, efisiensi operasi dan ROA, serta BOPO yang
sangat memadai dan berada diatas quality level. BANK MANDIRI dinilai mampu
mengatasi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena
pencadangan asset diatasn 100%. Demikian juga dari aspek liquiditas , rasio
liquid asset terhadap total asset sangat memadai denagn rasio daiats batas
minimal 20% dan dominan sebagai net lender di interbank.
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kinerja
bank merupakan hal yang penting karena merupakan cerminan dari kemampuan bank
dalam mengelola aspek permodalan dan aset nya dalam mendapatkan laba, serta
implikasi dari fungsi bank sebagai intermediary dimana likuiditas bank diukur
berdasarkan kredit yang disalurkan kepada masyarakat dibanding dana yang
diberikan oleh pihak ketiga.
Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai
perusahaan dalam kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan
dana dan penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya
(Jumingan,2006:239). Karena kinerja mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya maka kinerja menjadi hal penting
yang harus dicapai setiap perusahaan
Secara
umum, pengertian likuditas adalah kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai. Oleh karena itu Ratio Likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Solvabilitas adalah capital adequacy yaitu solvency yaitu umum: kemampuan
membayar semua utang kepada pihak ketiga, pada saat tanggal jatuh tempo, dengan perhitungan bahwa nilai harta perusahaan lebih tinggi daripada nilai semua kewajiban; juga dikenal sebagai kekayaan bersih; perbankan. Solvabilitas Merupakan ukuran
kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya.
Profitabilitas
adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,total aktiva dan modal sendiri.
B. SARAN
Setiap individu
Yang ingin menabung atau mendeposito kan uang nya di perbankan harus
memperhatikan kinerja dari sebuah bank tersebut .
C. DAFTAR PUSTAKA